Text
Inovasi teknologi jamur tiram putih
Jamur tiram adalah jamur yang tumbuh berderet menyamping pada batang kayu lapuk. Budidaya jamur merupakan usaha bidang pertanian yang akhir-akhir ini berkembang sangat pesat. Jamur tiram putih (pleurotus ostreatus L.) adalah jenis jamur yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia, umumnya dikonsumsi sebagai sayuran dengan berbagai olahan. Jamur tiram putih mengandung protein, lemak, fosfor, besia, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibanding jenis jamur lain. Secara tradisional budidaya jamur kayu menggunakan cara sederhana yaitu memanfaatkan batang kayu lunak yang telah mengalami pelapukan terutama pohon randu atau kapok dengan menyiram dengan air maka dengan sendirinya akan tumbuh jamur. Namun cara ini kurang efektif, sehingga dibuatlah media tanam jamur buatan dengan berbagai formula tergantung jenis jamur yang akan dibudidayakan. Media tanam jamur tiram diantaranya adalah serbuk gergaji, jerami padi, sekam, sisa kertas serta bahan lainnya seperti bagasse tebu, ampas aren dan sabut kelapa, ditambah bahan lain seperti bekatul, bungkil biji kapok, gypsum dan kapur. Sebelum media siap digunakan, setelah mencampur berbagai bahan baku, selanjutnya membiarkan campuran tersebut selama 7-10 hari untuk menguapkan amoniak. Selanjutnya mensterilisasikan media tanam tersebut dengan suhu 85oC dan dengan tekanan 2-3 atmosfir selama 48 jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah tumbuhnya jamur liar atau mikroba yang tidak diharapkan pertumbuhannya.
No other version available