Text
Runtuhnya menara azan : Jalinan Cinta dan Misteri di Tengah Pemberontakan Muslim Cilegon 1888
Inilah roman sejarah berlatar Banten setelah Max Havelaar (Saija Adinda) karya Multatuli. Semoga dapat memuka harta karun kisah-kisah heroik Banten lainnya untuk ditulis dalam bentuk fiksi.” --Gola Gong, penulis buku-buku best seller dan pengelola www.rumahdunia.net Adrian de Vries, seorang agen rahasia Hindia Belanda, diperintahkan menyelidiki sebab-musabab kerusuhan Cilegon 9 Juli 1888. Josefine, gadis indo yang cantik, berhasil lolos dari serbuan Laskar Santri dan Petani. Corrie van Krieken, gadis muda ini datang dari Batavia ke Cilegon untuk memastikan ibu tirinya tewas dalam kerusuhan Cilegon yang dipimpin Haji Tubagus Ismail, agar dia bisa mewarisi seluruh harta keluarga. Ketiganya bertemu di Cilegon dalam situasi porak poranda, penuh kebohongan, kepura-puraan, dan pemutarbalikkan fakta. Dan di tengah kesibukan, misi, dan tugas, cinta pun bersemi di antara mereka bertiga. Sanggupkah Adrian mencari fakta sesungguhnya dari kerusuhan Cilegon? Bagaimanakah Josefine bisa lolos dari amukan massa? Berhasilkah Corrie mendapatkan harta warisan? Dan bagaimana kelanjutan hubungan cinta segitiga antara Adrian, Josefine, dan Corrie? “Novel ini tidak hanya enak dibaca, tetapi juga sarat informasi sejarah bangsa.” --Irfan Hidayatullah, penulis, dosen sastra, dan ketua FLP “Tiga orang, satu peristiwa. Tiga motif, satu cinta. Sebuah kisah cinta segitiga dalam sejarah lama: menggugah rasa ingin tahu, menegangkan, dan, tentu saja, romantis. --Rahim Asyik, pengamat sastra dan wartawan Pikiran Rakyat. [Mizan, Mizania, Novel, Agama Islam, Indonesia]
No other version available